Nama lengkap beliau
adalah Abu Muhammad al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. bin Abdul Muth Thalib
ra. bin Hasyim al-Qurasyi al-Hasyimi, cucu Rasulullah saw., putera dari puteri
beliau Fathimah az-Zahra dan raihanah (kesayangan) beliau. Orang yang
paling mirip wajahnya dengan beliau, Lahir pada pertengahan Ramadhan tahun 3 H.
Rasulullah saw. mentahniknya dengan ludah beliau dan memberinya nama al-Hasan.
la adalah putera tertua Ali bin Abi Thalib ra.. Rasulullah saw. sangat
mencintainya dan kadang kala beliau menjilati lidahnya sewaktu ia masih kecil,
memeluknya dan bercanda dengannya. Kadang kala ia mendatangi Rasulullah saw.
saat beliau sedang sujud lalu naik ke atas punggung beliau. Beliau
membiarkannya dan meman-jangkan sujud karenanya. Dan kadang kala beliau
membawanya naik ke atas mimbar.
Dalam hadits
shahih1147 disebutkan bahwa ketika Rasulullah saw. berkhutbah, beliau melihat
al-Hasan dan al-Husain datang menghampiri beliau. Beliau turun dari mimbar dan
menggendong mereka berdua lalu membawa keduanya ke atas mimbar, kemudian beliau
berkata, “Maha benar Allah SWT.. ‘ Sesungguhnya hartamu dan
anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu)‘ (At-Taghabun:15).
Sesungguhnya aku
melihat kedua anak ini berjalan dan jatuh, aku tidak sabar hingga turun
mengambil keduanya.” Kemudian beliau berkata, ” Sesungguhnya kalian
(anak-anak tersebut) termasuk kesayangan Allah SWT.. Dan kalian
membuat kami bakhil dan penakut. “1148
Dalam Shahih
al-Bukhari1149 disebutkan bahwa Abu Bakar mengimami kaum muslimin shalat
beberapa malam setelah Rasulullah saw. Sll wafat. Kemudian beliau bersama Ali
berjalan keluar. Lalu beliau melihat al-Hasan sedang bermain bersama anak-anak
lainnya. Abu Bakar menggendongnya di atas punggungnya seraya berkata, “Demi Allah
SWT., anak ini sangat mirip dengan Rasulullah saw., tidak mirip dengan Ali.”
Ali tertawa saja mendengarnya.
Diriwayatkan dari
Abu Juhaifah ia berkata,” Aku pernah melihat Rasulullah saw., dan al-Hasan bin
Ali adalah orang yang paling mirip dengan beliau.”
Diriwayatkan oleh
al-Bukhari dan Muslim.1150 Imam Ahmad281 berkata, “Abu Dawud ath-Thayalisi
telah mencerita-kan kepada kami, ia berkata, Zam’ah telah menceritakan kepada
kami dari Ibnu Abi Mulaikah, ia berkata, Fathimah menimang1151 al-Hasan bin Ali
sambil mengatakan: Aduhai sungguh sangat mirip dengan nabi Tidak
mirip dengan Ali
Abdurrazzaq dan yang
lainnya1152 meriwayatkan dari Ma’mar dari az-Zuhri dari Anas bin Malik ia
berkata, “Al-Hasan bin Ali adalah orang yang paling mirip wajahnya dengan Rasulullah
saw.1153.”
Imam Ahmad1154
berkata, “Hajjaj telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Israil telah
menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq dari Hani’ dari Ali, ia berkata,
‘Al-Hasan sangat mirip dengan Rasulullah saw. antara dada dan atas kepalanya.
Dan al-Husain mirip dengan Rasulullah saw. dari dada ke bawah.”
Diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi1155 dari hadits Israil, beliau berkata, Hadits ini hasan gharib.
Abu Dawud ath-Thayalisi1156 berkata, Qais telah meriwayatkan kepada kami dari
Abu Ishaq dari Hani’ bin Hani’ dari Ali ia berkata, “Al-Hasan bin Ali adalah
orang yang paling mirip dengan Rasulullah saw. dari wajah sampai ke pusarnya.
Dan al-Husain adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah saw. dari pusar
ke bawah.”
Telah diriwayatkan
juga dari Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin az-Zubair bahwa al-Hasan bin Ali
sangat mirip dengan Rasulullah saw..1157
Keutamaan
al-Hasan bin Ali
Diriwayatkan dari
al-Bara’ bin ‘Azib 4& ia berkata, “Aku melihat Rasulullah saw. menggendong
al-Hasan bin Ali di atas pundak beliau seraya berkata, “Ya Allah SWT., aku
mencintainya maka cintailah dia.”
Diriwayatkan oleh
al-Bukhari dan Muslim dari hadits Syu’bah.1158 Imam Ahmad1159 meriwayatkan dari
Abu Hurairah ia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah saw. pergi ke pasar Bani
Qainuqa’ dengan dituntun oleh kedua tanganku. Beliau berkeliling di pasar
tersebut. Kemudian kembali dan duduk di dalam masjid. Beliau berkata, ‘Di
mana si Laka’ ? Panggil kemari si Laka’!’ Lalu datanglah al-Hasan berlari
ke arah beliau lalu duduk di pang-kuan beliau. Rasulullah saw. memasukkan lidah
beliau ke dalam mulutnya sembari berkata, “Ya Allah SWT., aku mencintainya
maka cintailah dia dan cintailah orangorang yang mencintainya.”
Beliau katakan sebanyak tiga kali.
Abu Hurairah
berkata, “Tidaklah aku melihat al-Hasan melainkan menetes air mataku atau
berlinang air mataku atau melainkan aku menangis.” Hadits ini shahih sesuai
dengan syarat Muslim dan tidak dikeluarkan oleh keduanya.
Imam Ahmad1160
meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, “Rasulullah saw. keluar
menemui kami bersama al-Hasan dan al-Husain. Keduaduanya beliau gendong di atas
pundak beliau. Sekali-kali beliau men-cium al-Hasan dan sekali kali mencium
al-Husain, hingga beliau sampai di hadapan kami. Seorang lelaki berkata, “Wahai
Rasulullah saw., engkau kelihatannya sangat mencintai keduanya.” Rasulullah
saw. berkata, “Barangsiapa mencintai keduanya berarti ia telah mencintaiku
dan barang-siapa membuat keduanya marah berarti ia telah membuatku
marah.” Imam Ahmad terpisah seorang diri dalam periwayatan hadits ini.
Diriwayatkan dalam
hadits Ali, Abu Sa’id, Buraidah1161 dan Hudzaifah bahwa Rasulullah saw.
bersabda: “Al-Hasan dan al-Husain adalah pemimpin para pemuda penduduk
Surga, dan ayah mereka lebih baik daripada mereka.” Dalam hadits
Abdullah bin Syaddad dari ayahnya disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw.
mengimami mereka shalat dalam sebuah shalat di malam hari. Beliau sujud dan
memperpanjang sujud. Setelah salam beliau berkata kepada para makmum: ” Sesungguhnya
cucuku ini -yakni al-Hasan- naik ke atas punggungku dan aku tidak
ingin mengusirnya hingga ia merasa puas. ” 1162
Ats-Tsauri1163
meriwayatkan dari Abu Zubair dari Jabir ia berkata, “Aku menemui Rasulullah
saw. sementara beliau membawa al-Hasan dan al-Husain di atas pundak beliau.
Beliau berjalan merangkak sambil menggen-dong mereka di atas punggung beliau.
Aku berkata, “Sebaik-baik unta adalah unta kalian berdua.” Rasulullah saw.
menimpali, “Sebaik-baik anak unta adalah kalian berdua.”
Sanadnya sesuai
dengan syarat Muslim dan belum dikeluarkan oleh mereka. Imam Ahmad 1164
berkata, Hasyim bin al-Qasim telah menyampaikan kepada kami dari Jarir dari
Abdurrahman bin Abi Auf al-Jursyi dari Mu’awiyah ia berkata, “Aku melihat
Rasulullah saw. mencium lidahnya.” Atau ia berkata, “Aku melihat Rasulullah
saw. mencium bibirnya.” Yakni al-Hasan bin Ali . Sesungguhnya tidak
akan terkena siksa lidah atau bibir yang dicium oleh Rasulullah saw. .” Imam
Ahmad terpisah seorang diri dalam periwayatan hadits ini.
Dalam kitab ash-Shahih
telah diriwayatkan dari Abu Bakrah, demikian pula diriwayatkan oleh Ahmad
dari Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah saw. bersabda:
” Sesungguhnya
cucuku ini adalah sayyid, kelak Allah SWT. Akan mendamaikan dua kelompok besar
kaum muslimin melalui dirinya.“ Al-Hasan turun jabatan dan
menyerahkan kepemimpinan kepada Mu’awiyah. Terjadilah apa yang
dikatakan oleh Rasulullah saw. tadi.
Penghormatan
Para Khalifah dan Para Sahabat yang Lainnya Kepada Beliau
Abu Bakar
ash-Shiddiq memuliakan, menghormati, mencintai dan setia kepada al-Hasan.
Demikian pula Umar bin al-Khaththab. Al-Waqidi 1165 meriwayatkan dari
Musa bin Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits at-Taimi dari ayahnya bahwa ketika
Umar mencatat nama-nama sahabat yang berhak mendapat santunan negara, beliau
memasukkan al-Hasan dan al-Husain dalam deretan sahabat yang mengikuti perang
Badar yang mendapat lima ribu dirham sebulan.
Demikian pula Utsman
bin Affan memuliakan al-Hasan dan al-Husain dan mencintai keduanya. Pada hari
pengepungan terhadap Utsman bin Affan al-Hasan bin Ali berada di sisinya dengan
pedang terhunus untuk melindungi1166 Utsman. Akan tetapi Utsman mengkhawatirkan
keselamatannya. Utsman bersumpah menyuruhnya kembali ke rumah agar hati Ali
menjadi tenang. Karena beliau sangat mengkhawatirkan keselamatannya.
Demikian pula Ali
sangat memuliakan al-Hasan, menghormati dan mengagungkannya. Pada suatu hari ia
pernah berkata kepada puteranya itu,1167 “Wahai anakku, maukah engkau
berkhutbah? Aku ingin sekali mendengarkannya.” Al-Hasan menjawab, “Aku malu berkhutbah
sementara aku melihatmu.”
Lalu Ali pergi dan
duduk di tempat yang tidak terlihat oleh al-Hasan. Kemudian al-Hasan bangkit
dan berkhutbah di depan manusia sedangkan Ali mendengarkannya. Ia menyampaikan
khutbah yang sangat indah dan fasih. Setelah selesai Ali berkata, ” (sebagai)
satu keturunan yang sebagiannya (keturunan) dari yang lain.” (Ali Imran:
34).
Abdullah bin Abbas
biasanya mengambil sanggurdi untuk al-Hasan dan al-Husain apabila keduanya
hendak menunggang hewan tunggangan. Beliau menganggap itu sebagai salah satu
nikmat Allah SWT. kepadanya. Apabila keduanya melakukan thawaf di Baitullah
al-Haram maka orang-orang berdesakdesakkan mengerumuni keduanya untuk
mengucapkan salam kepada keduanya, semoga Allah SWT. meridhai keduanya dan
membuat keduanya ridha.
Mu’awiyah juga
memuliakan dan menghormati al-Hasan. la sering mengirim hadiah setiap tahun
sebanyak seratus ribu dirham. Al-Hasan pernah datang mengunjunginya lalu
Mu’awiyah memberinya hadiah sebanyak empat ratus ribu dirham. 1168 Ibnu az-Zubair
pernah berkata, 1169 “Demi Allah SWT., wanita-wanita tidak akan lari dari orang
seperti al-Hasan bin Ali.”
Ibadah dan
Kemuliaan Beliau
Ibnu Sa’ad 1170
meriwayatkan bahwasanya apabila al-Hasan bin Ali shalat subuh di masjid,
selesai shalat beliau duduk di tempat shalat dan berdzikir hingga matahari
meninggi. Para tokoh dan orang-orang terkemuka duduk berbincang-bincang bersama
beliau. Kemudian beliau pulang dan menemui Ummahatul Mukminin untuk mengucapkan
salam kepada mereka. Kadang kala Ummahatul Mukminin memberi bingkisan buat
beliau, baru sete-lah itu beliau pulang ke rumah. Allah SWT. membagikan harta
kepada beliau sebanyak tiga kali dan beliau melepaskannya sebanyak dua kali.
Beliau menunaikan haji dua puluh lima kali dengan berjalan kaki, sementara
unta-unta dituntun di depan beliau.
Demikianlah yang
diriwayatkan oleh al-Baihaqi.1171 Imam al-Bukhari meriwayatkan secara mu’allaq
dalam kitab Shahih1172 beliau bahwasanya al-Hasan athpergi
menunaikan haji dengan berjalan kaki. Beliau memiliki kemuliaan yang sangat
agung. Muhammad bin Sirin berkata, “Kadangkala al-Hasan bin Ali memberi
seseorang hadiah sebesar seratus ribu dirham.”1173
Mereka juga
mengatakan bahwa beliau banyak menikah,1174 empat orang istri hampir setiap
saat selalu menyertai beliau. Beliau suka kawin cerai. Bahkan ada yang
mengatakan bahwa beliau telah menikahi tujuh puluh orang wanita. Mereka juga
menyebutkan1175 bahwa beliau mentalak dua istri dalam sehari. Seorang dari Bani
Asad dan seorang dari suku Fazariyyah. Lalu beliau mengirim hadiah kepada
keduanya masing-masing sebesar sepuluh ribu dirham dan satu drum madu. Beliau
berkata kepada pelayan, “Coba dengar-kan apa komentar mereka berdua!”
Adapun wanita dari
suku Fazariyyah mengatakan, “Semoga Allah SWT. mem-balasnya dengan kebaikan.”
Lalu ia mendoakan kebaikan untuk al-Hasan bin Ali. Adapun wanita dari Bani Asad
mengatakan: Hadiah yang sedikit Dari kekasih yang pergi
Pelayan itu menyampaikan apa yang didengarnya kepada al-Hasan. Lalu beliau
rujuk kepada wanita Bani Asad dan meninggalkan wanita Fazariyyah.
Ali bin Abi Thalib
ra. mengatakan kepada penduduk Kufah,1176 “Janganlah nikahkan dia, karena dia
suka mentalak istri.” Mereka berkata, “Demi Allah SWT. wahai Amirul Mukminin,
sekiranya ia datang meminang kepada kami setiap hari niscaya akan kami nikahkan
ia kepada wanita yang ia sukai karena keinginan kami mendapat hubungan keluarga
dengan Rasulullah saw..”
Mereka juga
menyebutkan sebuah kisah1177 bahwasanya beliau tidur bersama istri beliau
bernama Khaulah binti Manzhur al-Fazariy -ada yang mengatakan Hindun binti
Suhail- di atas atap rumah mereka yang tidak berpagar. Sang istri bangun dan
mengikat kaki beliau dengan kerudungnya kepada gelang kakinya. Ketika beliau
bangun beliau berkata, “Apa-apaan ini?” Istrinya menjawab, ” Aku khawatir
engkau bangun dari tidur lalu engkau jatuh dari atap sehingga aku menjadi
wanita yang paling tercela di kalangan masyarakat Arab.”
Al-Hasan takjub
mendengar penuturannya itu dan meneruskan malam-malam
berikutnya
bersamanya selama tujuh malam. Abu Ja’far al-Baqir berkata,1178 “Seorang lelaki
datang menemui al-Husain bin Ali meminta bantuan kepadanya untuk suatu
keperluan. Lelaki itu mendapati beliau sedang i’tikaf. Al-Husain menolak secara
halus permintaan lelaki itu. Lalu ia pergi menemui al-Hasan dan meminta bantuan
kepadanya. al-Hasan memenuhi permintaan lelaki itu. Beliau berkata, “Membantu
keperluan saudaraku fillah lebih aku sukai daripada beri’tikaf sebulan penuh.”
Petikan
Ucapan, Sikap dan Kebijakan Beliau
Imam Ahmad berkata,
Muth Thalib ra. bin Ziyad Abu Muhammad telah menyampaikan kepada kami, ia
berkata, Muhammad bin Aban telah menceritakan kepada kami, ia berkata, al-Hasan
bin Ali berpesan kepada anak-anaknya dan keponakan-keponakannya, “Tuntutlah
ilmu, karena pada hari ini kalian adalah anak-anak kecil. Namun kelak kalian
akan menjadi orang besar. Barangsiapa yang tidak kuat hafalannya hendaklah ia
mencatat.”
Diriwayatkan oleh
al-Baihaqi dari jalur al-Hakim dari al-Asham dari Abdullah bin Ahmad dari
ayahnya.1179 Muhammad bin Sa’ad1180 berkata, “Al-Hasan bin Musa dan Ahmad bin
Yunus telah menyampaikan kepada kami, keduanya berkata, Zuhair bin Mu’awiyah
telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Ishaq telah menceritakan kepada
kami dari Amru bin al-Asham ia berkata, Aku ber-tanya kepada al-Hasan,
“Sesungguhnya kaum Syi’ah mengira bahwa Ali akan dibangkitkan sebelum hari
Kiamat?” Beliau menjawab, “Demi Allah SWT. mereka dusta! Mereka itu bukan
pengikut Ahli Bait! Sekiranya kami tahu Ali akan dibangkitkan tentunya kami
tidak akan menikahkan istrinya dan tidak akan membagi-bagikan harta
warisannya.”
Shalih bin
Muhammad1181 berkata, “Aku mendengar ayahku berkata, Sebanyak sembilan puluh
ribu pasukan telah berbai’at kepada al-Hasan, namun beliau meninggalkan jabatan
khalifah, beliau berdamai dengan Mu’awiyah. Tidak setitik darahpun mengalir
selama masa pemerintahannya.” Muhammad bin Sa’ad1182 berkata, “Abu Dawud
ath-Thayalisi telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu’bah telah
menyampaikan kepada kami dari Yazid bin Khumair ia berkata, Aku mendengar
Abdurrahman bin Jubair bin Nufair al-Hadhrami menyampaikan bahwa ayahnya
berkata, Aku bertanya kepada al-Hasan bin Ali, ‘Orang-orang mengatakan bahwa
engkau menginginkan khilafah?’ Al-Hasan berkata, ‘Sesungguhnya orang-orang Arab
di
bawah kendaliku.
Mereka berdamai dengan orang-orang yang berdamai denganku dan mereka memerangi
orang-orang yang aku perangi. Namun aku lepaskan jabatan itu demi mencari wajah
Allah SWT..
Apakah lantas
kemudian aku mengutamakan khilafah daripada kambing hutan penduduk Hijaz?!”
Muhammad bin Sa’ad1183 berkata, “Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada
kami dari Zaid bin Aslam ia berkata, “Seorang lelaki datang menemui al-Hasan di
Madinah sementara lembaran kertas berada di tangan-nya. Lelaki itu
bertanya,”Apa itu?” Beliau menjawab, “Surat dari Mu’awiyah berisi janji dan
ancaman.”
Lelaki itu berkata,
“Dahulu engkau menuntut hal yang serupa darinya.” Beliau menjawab, “Benar, akan
tetapi aku khawatir pada hari Kiamat nanti tujuh puluh ribu orang, atau delapan
puluh ribu orang bisa lebih dan bisa kurang, datang pada hari Kiamat seluruhnya
dengan urat leher mengalirkan darah. Mereka semua menuntut kepada Allah SWT.
mengapa darah mereka ditumpahkan?”
Wafat Beliau
Al-Waqidi1184
berkata, Abdullah bin Ja’far telah menceritakan kepadaku dari Abdullah bin
Hasan ia berkata,”Al-Hasan bin Ali adalah seorang yang banyak sekali menikahi
wanita. Dan sangat sedikit dari mereka yang istimewa di sisinya. Setiap wanita
yang menikahi beliau pasti mencintai beliau dan menikmati hidup dengan beliau’.”
Disebutkan bahwa
beliau disuguhi minum kemudian beliau pingsan, kemudian beliau diberi minum
lagi, beliau kembali pingsan hingga pada akhirnya beliau meninggal. Menjelang
wafat seorang dokter yang terus memantau perkembangan kesehatannya berkata, “Orang
ini telah diputus-putus ususnya oleh racun.”
Al-Husain berkata,
“Wahai Abu Muhammad, katakan padaku siapakah yang menyuguhimu minum!” “Mengapa
wahai saudaraku?” Tanya al-Hasan. Al-Husain menjawab, “Demi Allah SWT., aku
akan membunuhnya sebelum aku mengubur jenazahmu, atau aku tidak mampu
menjumpainya atau ia berada di suatu tempat maka aku akan berusaha
menjumpainya!”
Al-Hasan berkata,
“Wahai saudaraku, dunia ini hanyalah malam-malam yang fana, biarkanlah ia
hingga kelak aku dan dia bertemu di hadapan Allah SWT..” Al-Hasan enggan
menyebutkan nama orang itu. Aku mendengar dari sebagian orang bahwa Mu’awiyah
menyuruh salah seorang khadim (pelayannya) untuk menyuguhkan racun kepadanya.
Sebagian orang1185 meriwayatkan bahwa Yazid bin Mu’awiyah mengirim perempuan
bernama Ja’dah binti al-Asy’ats untuk meracun al-Hasan dengan janji ia akan
menikahinya setelah itu. Lalu Ja’dah pun melakukan perintah itu. Setelah
al-Hasan wafat, Ja’dah menemui Yazid dan menagih janjinya. Yazid berkata, “Demi
Allah SWT. kami tidak merelakan dirimu untuk dinikahi al-Hasan, bagaimana
mungkin kami bisa merelakan dirimu untuk kami nikahi.”
Ibnu Katsir berkata,
“Menurutku riwayat ini tidak shahih, dan lebih tidak shahih lagi riwayat dari
ayahnya, yakni Mu’awiyah.” Sufyan bin Uyainah1186 meriwayatkan dari Raqabah bin
Mashqalah ia berkata, “Ketika al-Hasan bin Ali menjelang wafat ia berkata,
‘Keluarkanlah aku ke halaman agar aku dapat melihat langit yang luas.’
Merekapun mengeluarkan tempat tidurnya. Beliau mengangkat kepalanya kemudian berkata,
“Ya Allah, aku mengikhlaskan jiwaku berada di sisiMu, karena jiwaku adalah yang
paling berharga bagiku.”
Dan salah satu
ketetapan Allah SWT. bagi dirinya adalah ia mengikhlaskan dirinya berada di
sisiNya. Al-Waqidi berkata,1187 “Ibrahim bin Fadhl telah menyampaikan kepada
kami dari Abu Atiq ia berkata, Aku mendengar Jabir bin Abdillah berkata, ‘Kami
datang menjenguk al-Hasan di hari beliau wafat. Saat itu keributan hampir saja
terjadi antara al-Husain bin Ali dan Marwan bin al-Hakam. Al-Hasan telah mewasiatkan
kepada saudaranya agar dikebumikan bersama Rasulullah saw. Jika dikhawatirkan
akan menimbulkan pertumpahan darah dan keributan hendaklah jenazahnya
dikebumikan di Baqi’ saja.
Akan tetapi Marwan
tidak mengizinkan al-Husain menguburkannya bersama Rasulullah saw. . Pada saat
itu Marwan telah dicopot dari jabatannya. Ia lakukan itu untuk mencari muka
kepada Mu’awiyah’.” Jabir berkata, ‘Aku berbicara kepada al-Husain bin Ali,
kukatakan kepadanya, ‘Wahai Abu Abdillah, bertakwalah kepada Allah SWT., sesungguhnya
saudaramu tidak ingin keributan ini terjadi. Kebumikanlah jenazahnya di
perkuburan Baqi’ bersama ibunya.’ Maka al-Husain pun melakukannya’.”
Dalam riwayat lain
disebutkan bahwa al-Hasan mengutus seseorang untuk meminta izin kepada ‘ Aisyah
agar jenazahnya dikebumikan di kamar bersama Rasulullah saw.. ‘Aisyah ra.
mengizinkannya. Ketika al-Hasan wafat, terjadi keributan. Al-Husain mengenakan
senjatanya sementara Bani Umayyah juga menyiapkan senjata mereka. Mereka
berkata, “Kami tidak akan membiarkannya dikebumikan bersama Rasulullah saw..
Apakah ia dikuburkan di kamar bersama Rasulullah saw. sementara Utsman
dikuburkan di Baqi?”
Ketika dikhawatirkan
keributan itu akan menimbulkan pertumpahan darah Sa’ad bin Abi Waqqash, Abu
Hurairah, Jabir dan Ibnu Umar menyarankan kepada al-Husain agar tidak
berperang. Ia pun mengikuti saran tersebut lalu menguburkan saudaranya di dekat
kubur ibunya di Baqi’.” 1188 Sufyan bin Uyainah1189 meriwayatkan dari Salim bin
Abi Hafshah dari Abu Hazim ia berkata, “Aku melihat al-Husain bin Ali
menpersilahkan Sa’id bin al-Ash (Amir Madinah) untuk menshalati jenazah
al-Hasan (yakni me-mimpin
shalat jenazah).
Beliau berkata, ‘Sekiranya hal itu bukanlah sunnah nabi niscaya
aku tidak akan
mempersilahkannya’.”
Muhammad bin
Ishaq1190 berkata, Musawir maula Bani Sa’ad bin Bakar menyampaikan kepadaku, ia
berkata, “Aku melihat Abu Hurairah berdiri di masjid Rasulullah saw. pada hari
wafatnya al-Hasan bin Ali, beliau meneriakkan dengan suara keras, “Wahai
sekalian manusia pada hari ini telah wafat kekasih Rasulullah saw.,tangisilah
kepergiannya.”
Manusia berkumpul
mengantar jenazahnya sampai-sampai perkuburan Baqi’ penuh sesak dengan para
pengantar. Lelaki, wanita sampai anak-anak menangisi kepergian beliau. Ibnu
Ulayyah meriwayatkan 1191 dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya,”Al-Hasan wafat
dalam usia tujuh puluh empat tahun. Demikianlah yang dikatakan oleh sejumlah
orang dan itulah yang benar. Menurut perkataan yang masyhur beliau wafat pada
tahun 49 H.Sementara yang lain mengatakan, Wafat pada tahun 50 H.”
DAFTAR
REFERENSI
• Al-Qur’anul Karim
• Abu Dawud
Sulaiman bin al-Asy ats as-sajistani (W.275 H), Sunan Abu Dawud (5
jilid dengart daftar isi) tahqiq Izat Ubaid, Da’as, Darul hadits, Beirut
; al-Mu’jam al-mukhtash, tahqiq Muhamad al-Habib al-Hailah, Maktabah
ash-Shiddiq di Thayyi’f Cet I ,tahun 1408 H.
• Abu Ubaid
al-Qasim bin Sallam wafat tahun 224 H, al-Amwal ditahqiq oleh
Muhammad Khalil Hiras cetakan maktabah kulliyat al- Azhariyah.
• Ad-Daraquthni
(Ali bin Umar bin Ahmad wafat tahun 385 H), al-Ilal al-Waaridah ft
Ahaadits An-nabawiyah (7juz) tahqiq Mahfuzh ar-Rahman as- Salafi,
Daru Thayyibah Riyadh.
• Adz-Dzahaby
(Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman, wafat 748
Hijriyah), Siyar
‘Alam Nubala’ (23 jilid) tahqiq Syu’aib al-Arnauth dan Iainlain, Daru
Risalah. Beirut ; Tarikh Islamy (‘Ahdu Khulafaur Rasyidin) tahqiq
Doktor Abdus Salam Tadmury, darul Kitab al-’Araby, Beirut; Tajrid Asma
ash-Shahabah (2 jilid) tauzi1 darul Ma’arif, Beirut dan Darul Baz.
Makkah.
• Ahmad bin
Hanbal as-Syaibani(W.240), al-Musnad (enam jilid) dicopy oleh
Dar ash-Shadir di Beirut ; al-Musnad dengan tahqiq Ahmad Syakir hingga
juz 16, Dar al-Ma’arif di mesir tahun 1368-1375 H ; Fadhail Shahabah (2
jilid) tahqiq Washiyullah Muhammad Abbas, Markaz al-Bahts al-llmi wa Ihyaa
at-Turats Jami’ah Ummul Qura.
• Ahmad bin
Hanbal asy-Syaibany (wafat tahun 240 Hijriyah), al- Musnad (6
jilid) Dar ash-Shadir, Daru Beirut; al-Musnad (16 jilid) tahqiq Ahmad
Syakir, Darul Ma’arif mesir 1368-1375 Hijriyah ; Fadhail Shahabah (2
jilid) Tahqiq Washallah . Muhammad Abas, Markaz al-Bahts al-ilmy di Jamiah
Ummul Qura.
• Ahmad
Muhammad Syakir, Umdah at-Tafsir ‘an al-Hafizh Ibnu Katsir (lima
juz), Dar al-Ma’arif Mesir Tahun 1376 H.
• Al-Ajurriy
(Abu Bakar Muhammad bin al-Husain wafat tahun 360 H), Kitabusy
Syari’ah (6 jilid dengan daftar isi) tahqiq Dr. Abdullah bin Umar bin
Sulaiman Ad-Dumaijy, Darul Wathan, Riyadh 1418 Hijriyah.
• Al-Albani
(Muhammad Nashiruddin bin Nuh Najati), Silsilah al-Ahadits
ash-Shahihah juz III, diterbitkan oleh al-Maktab al-Islami, Cet I tahun
1399 H,Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah (6 jilid), diterbitkan oleh
alMaktab al-Islami dan Maktab Ma’arif Riyadh ; Silsilah al-ahadits
adh-Dhaifah (5 jilid) diterbitkan oleh al-Maktab al-Islami dan Maktab
Ma’arif Riyadh ; Shahih al-]amV ash-Shaghir (6 juz) diterbitkan oleh
al-Maktab al-Islami ; Dhaif al-jami’ ash-Shaghir (6 juz) diterbitkan
oleh al-Maktab al-Islami, Mukhtasar as-Syamail al-Muhammadiyah HI imam
at-Tirmidzi, al-Maktabah al- Islamiyah, Amman, Yordania cet I
tahun 1405 H.
• Al-Asy’ari
Abul Hasan Ali bin Ismail (W. 320 H), al-Ibanah ‘an Usul ad-
Diyanah, diterbitkan oleh Dar at-Thiba’ah al-Muniriyyah.
• Al-’Audah
(Doktor Salaiman bin Hamd), Abdullah bin Saba’ wa atasaruhufi
ahdats al-fitnahfi ‘ashril Islam. Dar ath-Thayibah 1406 Hijriyah.
• Al-Azdi
(Abu Ismail Muhammad bin Abdullah) (tahun ketiga H),
Futuh as-Syam, tahqiq
Abdul Mun’im Abdullah ‘Amir,diterbitkan oleh Sijil al-Ab tahun 1970 M.
• Al-Azdi
(Abu Ismail Muhammad bin Abdullah) (tahun ketiga H), Futuh
as-Syam, tahqiq Abdul Mun’im Abdulllah ‘Amir,diterbitkan oleh Sijil al-Ab
tahun 1970 M.
• Al-Azruqi
(Muhammad bin Abdillah wafat tahun 244 H), Akhbar Makkah wa ma
ja’a film minal atsar ditahqiq oleh Rusydi Milhas, cetakan ketiga
Daruts Tsaqafah Makkah tahun 1398 H.
• Al-Baihaqi
(Abu Bakar Ahmad bin al-Husain wafat 458), Sunan al-Kubra (10
Jilid) darul fikr Beirut.
• Al-Baihaqi
Abu Bakar Ahmad bin al-Husain (W. 458), Dalail an-Nubuwwah urn
Ma’rifatu ahwal Shahib asy-Syariah(yil Jilid) Tahqiq: Abdul Mu’ti
Qal’aji, dar al-Kutub al-Ilmiyah Cet.I tahun 1405 H.
• Al-Baladzari
Ahmad bin Yahya bin Jabir (W.279), futuh al-Buldan(?Juz)
tahqiq Dr. Sholahuddin al-Munajid, Maktabah an-Nahdah al-Misriyyah ; Anshabul
Asyraf (13 jilid) tahqiq Suhail Zikar Riyadh Zarkaly, maktabah
At-Tijariyah Makkah, Darul Fikr Beirut.
• Al-Balazari
Ahmad bin Yahya bin Jabir (W.279), Futuh al-Buldan (3 Juz)
tahqiq Dr. Sholahuddin al-Munjid, Maktabah an-Nahdah al-Mishriyyah.
• Al-Biladi,
Atiq bin Ghaits, Mu’jam al-Ma]alim al-Jughrafiijahfis Sirah
an-Nabaiviyah, cetakan Darul Makkah lin nasyr cetakan pertama 1402 H.
• Al-Bilady
(‘Atiq bin Ghaits), Ma’ajim al-Ma’alim al-Jughrafiyahfi as-Sirah
an-Nabawiyah, Daru Makkah cetekan I 1402 Hijriyah ; Anshabul Asyraf (13jilid)
tahqiq Suhail Zikar Riyadl Zarkaly, maktabah at-Tijariyah Makkah, Darul Fikr
Beirut; Futuh Buldan (3 jilid) tahqiq Shalahuddin al-Munjid, maktabah
Nahdlatul Masriyah.
• Al-Fakih
Muhammad bin Ishaq bin Abbas wafat setelah tahun 272 H,
Akhbar Makkah fi
qaditn az-zaman wa haditsihi (6 juz) ditahqiq oleh Abdul Malik bin Dahisy,
Maktabah an-Nahdhah al-Haditsiyah Makkah, cetakan pertama tahun 1407 H.
• Al-Fasawy
(abu yusuf Ya’qub bin Sufyan wafat 277 Hijriyah), al- Ma’rifatu
wat Tarikh (3 jilid), tahqiq Doktor Akram Dhiya’ al-Umary, Dar Risalah,
Beirut.
• Al-Fazary
(Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad bin Harits wafat 186 Hijriyah), Kitab
as-Siyar. Tahqiq Doktor Faruq Hammadah. Muassah ar- Risalah,
Beirut 1408 Hijriyah.
• Al-Ghaban
(Doktor Muhammad bin Abdullah); Fitnah maqtal utsman bin Affan
4k>. Skripsi Majister di Jami’ah Islamiyah, 1410 Hijriyah.
• Al-Ghaits
(Doktor Khalid bin Muhammad), Istisyhad ‘Utsman wa ma’rakatul
jamal (Dirasatul Marwiyat Said bin Umar fi Tarikh ath Thabari).
Darul Andalus al-Khadhra’. Jeddah 1418 Hijriyah.
• Al-Haitsamy
(Nuruddin Ali bin Abi Bakar wafat 807 Hijriyah), Mujma’ az-Zawaid
wa manba’ul Fawail (5 jilid). Daru Kitab Araby Beirut; Mawariduzh
Zham’an ila zawaid Ibnu Hibban, tahqiq dannasyr Muhammad Abdur
Razzaq Hamzah. Darul Kutubil ‘Ilmiyah,Beirut.
• Al-Hakim
(Abu Abdullah Muhammad bin abdullah An-Naisabury) wafat 405 Hijriyah), al-Mustadrak
Ala Shahihain (4 jilid) Darul KitabAraby, Beirut.
• Al-Imam
al-Bukhari Muhammad bin Ismail (W. 265 H), al-Jami’ ashshahih (Cetakan
Istanbul, 8 juz) ; al-]amV ash-Shahih beserta Faihu al-Bari (13
juz) cetakan al-Maktabah as-Salafiyyah di Mesir ; at-Tarikh al-Kabir (8
jilid) diterbitkan oleh Darul Fikr dicopi dari cetakan Hindia.
• Al-Imam
al-Bukhari (Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il Aj-Ja’fy wafat tahun 256
Hijriyah), }ami’ ash-Shahih ma’a Fathil Bari. Cetakan
Maktabah Salafiyah Mesir.
• Al-Imam
Muslim (Abul Husain Muslim bin Hajjaj al-Qusyairy wafat 261 Hijriyah), Shahih
Muslim (5 jilid dengan daftar isi) Tahqiq Muhammad Fu’ad Abdul
Baqy., Dar Ihya’ at-Turats al-Araby.
• Al-Imam
Muslim (Muslim bin Hajjaj al-Qusyairi, shahih Muslim (5 jilid
beserta Daftar isi), Tahqiq Fuad Abdul Baqi, Dar Ihya at-Turats al-Arabi.
• Al-Khatib
(Ahmad bin Tsabit al-Baghdaadi), Tarikh Baghdad (14 jilid)
Maktabah Salafiyah Madinah
• Al-Kindi,
Muhammad bin Yusuf al-Mishri, Tarikh Wulatil Mishri wa Qudhatiha, cetakan
yayasan al-Kutubuts Tsaqafiyah, cetakan 1,1407 H.
• Al-Lalika’i
(Hibatullah bin Hasan Ath Thabari wafat 418 Hijriyah), Syarh
i’itiqad ahlu sunnah waljama’ah (5 jilid) tahqiq Doktor Ahmad Sa’id
Hamdan. Daru Thayibah, Riyadh.
• Al-Lalika’i
(Hibatullah bin Hasan Ath Thabari wafat 418 Hijriyah), Syarh
i’itiqad ahlis sunnah zoaljama’ah (5 jilid) tahqiq Doktor Ahmad Sa’id
Hamdan. Daru Thaiyibah, Riyadh.
• Al-Maidani
(Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim an-Nisaburi, (W. 518 H), Majma’
al-Amtsal (3 jilid), Tahqiq dan Ta’liq Hasyiahnya Muhammad Muhyiddin
Abdul hamid , diterbitkan oleh Makabah as-Sunnah an- Nabawiyyah,
tahun 1374 H.
• Al-Mizzy
(Jamaluddin Yusuf bin Hajjaj wafat 742 Hijriyah), Tuhfatul
Asyraffi ma’rifatil Athraf(lA jilid), tahqiq Abdush-Shamad Syarafudin.
• Al-Umary
(Abdul Aziz bin Ibrahim), al-wilayah alal buldanfi ‘ashry
alkhulafaur rasyidin. Cetakan I Riyadh.
• Al-Yahya (Yahya
bin Ibrahim bin Ali), Manviyyat Abi Mikhnaffi Tarikh ath-Tlmbari, ‘Ashru
al-Khilafah ar-Rasyidah, Darul ‘Ashimah Riyadh, cetakan pertama 1410
H.
• An-Nai’imi
Abdul Qadir ibnMuhammad ad-Dimasyqi(W. 927 H), ad- Doris fi Akhbar
al-Madaris (II jilid), Tahqiq Ja’far al-Husaini, diterbitkan oleh Majma1
al-Lughah al-Arabiyyah di Damaskus, tahun 1367 H.
• An-Nasa’i
(Abu Abdur Rahman Ahmad bin Syu’aib wafat 303 Hijriyah), al-Mujtaba
minas Sunanil kubra ma’a syarhil imam Suyuthy (4 jilid).Nasyr
daru Kitab Araby Beirut.
• Ar-Razi
Muhammad bin Abu Bakar (W. 666 H), Mukhtar as-Suhhan, Dar
al-Kitab al-Arabi, Cet I, tahun 1968 M.
• As-Sa’ati
(Ahmad bin Abdur Rahman al-Banna), al-Fathu ar-Rabbani bitartib
Musnad al-lmam Ahmad asy-Syaibani (12 Jilid), Dar Ihya at-Turats al-Arabi,
Cairo.
• As-Sakhawi
Muhammad bin Abdurrahman (902 H), Flan bit Taubikh liman dzamma
at-Tarikh, Darul kutub al-Arabi.
• As-Samhudi
(Nuruddin ali bin Ahmad wafat 911), WafaulWafa’bi akhbar daril
mushthafa. Tahqiq Muhammad Muhyuddin abdul Hamid, Darul Ihya’
turats al-Araby. Beirut.
• As-Sulamy
(Muhammad bin Shamil), Manila} Kitabah at-Tarikh al-Islamy cetakan
II 1419 Hijriyah Dar Risalah Makkah; Tartib wa Tahdzib Kitab Bidayah wan
Nihayah Khilafah Umar bin Khaththab cetakan 1,1418 H. Darul
Wathan Riyadh.
• as-Suyuthi
Abdurrahman bin Abi Bakar (911 H), asy-Syamarikh fi limit Tarikh, ditahqiq
oleh Muhammad Ibrahim asy-Syaibani, Darus salafiyah Kuwait, Ad-Durr
al-Mantsur fi Tafsir bil Ma’tsur (8 juz) Darul Fikr Beirut cetakan
pertama tahun 1403 H.
• Ath
Thabari (Muhammad bin Jarir bin Yazid wafat 310 Hijriyah), Tarikh
ar-Rusul wal muluk (10 jilid dengan daftar isi) tahqiq Muhammad Abul
Fadhl Ibrahim. Darul Ma’arif. Mesir.
• Ath-Thabrani
Sulaiman bin Ahmad wafat tahun 360 H, al-Mu’jamul Kabir (25
juz), tahqiq Hamdi Abdul Majid as-Salafi.
• At-Thabari
Muhammad bin Jarir (W.310 H), Tarikh ar-Rusul wa al-Muluk (10
jilid dengan daftar isi) Muhammad Abu al-Fadl Ibrahim, Dar al- Ma’arif
di Mesir cet. II; Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil ayi al-Quran (12 jilid).
Cet.Ill, tahun 1388 H, diterbitkan oleh Maktabah Mushtafa al-Babi, di Mesir.
• At-Tirmidzi
(Muhammad bin ‘Isa as-Surah wafat 279 Hijriyah), Sunan at-Tirmidzi
(5 Jilid) tahqiq Ahmad Syakir, Darul Ihya’ Turats al-Araby.
• At-Tirmizi
Muhammad bin Isa bin Saurah (W. 279), Sunan at-Tirmidzi,(5
Jilid), Tahqiq Ahmad Syakir, Dar Ihya at-Turats al-Arabi.
• Az-Zubairy
(Mush’ab bin Abdullah wafat 236 Hijriyah), Nasabu Quraisy, tashhih
Laifi Brunfisal, Darul Ma’arif. Mesir.
• Az-Zubairi
Mush’ab bin Abdullah (236 H), Nasab Quraisy, direvisi oleh
Ir. Lifi Burfansal, Darul Ma’arif Mesir.
• Bakdasy
Said bin Muhammad Yahya, Fadhl al-Hajar al-Aswad wa Maqam Ibrahim,
cetakan Darul Basyair Beirut, cetakan pertama (1416 H)
• Fuad Abdul Baqi,
Dar Ihya at-Turats al-Arabi, Ibnu Manzhur Muhammad bin Mukrim al-Ifriqi
(W. 711 H), Lisanul Arab (15 jilid), Darus Shadir, Beirut.
• Ibn Sa’ad
Muhammad bin Sa’ad bin Muni1 (W. 230 H), at-Thabaqat al- Kubra (9
jilid) Dar ash-Shadir , Dar Beirut; at-Thabaqah ar-Rabiah min ash- Sahabah (2
jilid), Tahqiq Dr. Abdul Aziz as-Salumi, Maktabah ash-Shiddiq di Thayyif
tahun 1416 H.
• Ibn Taghri
Bardi Jamaluddin Yusuf al-Harrani (W. 874), an-Nujum az- Zahirafi
Muluk Misra wal Qahira, al-Muassasah al-Mashriyyah li at-Tarjamah.
• Ibn
Taimiyah Ahmad bin Abdul Halim al-Harrani (W. 728 H), Majmu’
Fatawa (37 jilid), cetakan II, Maktabah Ibnu Taimiyah, Cairo Mesir.
• Ibn
Taimiyah Ahmad bin Abdul Halim al-Harrani (W. 728 H), Minhaj
as-Sunnah an-Nabawiyyah fi Naqdhi Kalam as-Syi’ah wa al-Qadariyyah (9
jilid dengan daftar isi), tahqiq Muhammad Rasyad Salim, dicetak di
Jami’atul Imam Muhammad bin Su’ud.
• Ibnu Abdil
Bar (yusuf bin Abdullah an-Numairy wafat 4673 H.), al-Isti’ab fi
ma’rifatil ashhab (4 jilid) tahqiq Ali Muhammad al-Bajawy, Maktabah Nahdhah
Mesir.
• Ibnu Abdul
Hakim (Abdur Rahman bin Abdullah) tahqiq Abdul Mun’im ‘Amir. Nasyr lajnah
al-Bayan al-Araby, Futuh Mishr wal Maghrib (qism
Tarikh) tahqiq Abdul Mun’im Amir. Nasyr Lajnah al-bayan al-Araby.
• Ibnu Abi
Hatim (Abu Muhammad Abdur Rahman bin Muhammad bin Idris at-Tamimy wafat 327
Hijriyah), Kitab al-Jarh xuat Ta’dil cetakan I tahun
1371 Hijriyah Darul Ma’arif al-’Utsmaniyah Haidarabad tashwir Darul ilmiyah
Beirut.
• Ibnu Abi
Syaibah (Abdullah bin Muhammad al-Kufi al-Absi, (W. 235H), al-Kitab
al-Mushannaffi al-Ahadits wa al-Atsar (15 jilid) Cet. Ill, tahun 1388
H. diterbitkan oleh Maktabah Musthafa al-Babi, di Mesir.
• Ibnu Abi
Syaibah (Abdullah bin Muhammad al-Kufy al-Abasy wafat 235 Hijriyah), Kitab
al-Mushanniffi ahadits wal atsar (15 jilid) Daru Slafiyah Bombai.
• Ibnu Abu
Dawud (abu Bakar abdullah bin Sulaiman bin al-Asyats as-Sajistany. Wafat tahun
316 Hijriyah), Kitab Mashahif, muassasah Qardhafah
Mesir.
• Ibnu
al-Atsir (Ali bin Muhammad al-Jazri (W. 630 H), al-Kamilfi
at-Tarikh (13 jilid),Dar ash-Shadir dan Dar Beirut
• Ibnu
al-Atsir (Ali bin Muhammad al-Jazri (W. 630 H), al-Kamil
fi’ at-Tarikh(13 jilid), Dar ash-Shadir dan Dar Beirut; Usudul Ghabah
Fi Ma’rifa-tis Shahabah (5 jilid) tahqiq Muhammad al-Banna dan kedua
rekannya, Darus Sya’b Mesir.
• Ibnu
al-Atsir al-Mubarak bin Muhammad al-Jazri, (W.606 H), an-Nihayah
fi Gharib al-Hadits wa al-Atsar, Tahqiq Thahir az-Zawi dan Mahmud
at-Thanaji, diterbitkan oleh al-Maktabah al-Islamiyah.
• Ibnu
al-Imad Abdul Hamid bin Ahmad al-Hanbali (W. 1089 H), Syazarat
adz-Dzahab fi Akhbar man Dzahab (4 jilid), Darul Afaq al-Jadidah,Beirut.
• Ibnu
an-Nadim Muhammd Ibnu Ishaq (W. 377) H), al-Fahrasat, Thabqah
Ridha Tajaddud, Teheran, tahun 1971 M.
• Ibnu
‘Arafah (al-hasan bin ‘Arafah al-abdy wafat 257 H.), Juz al-Hasan
bin ‘Arafah, tahqiq abdur rahman al-Fariwa’i, Maktabah al-Aqsha,Kuwait.
• Ibnu
‘Asakir (Abul qasim Ali bin al-Hasan), Tarikh Madinah Dimasyq, foto
cofy dari manuskrip Darul Kutub azh-Zhahiriyah (19 jilid), tashwir Maktabah
ad-Dar Madinah.
• Ibnu
Asakir Abu al-Qashim Ali bin al-Hasan (W. 571 H), Tarikh Dimasyq, dicopi
dari Manuskrip, Nuskha al-Maktabah az-Zhahiriyyah (19 jilid).
• Ibnu Atsir
(Ali bin Muhammad al-Zajary wafat tahun 630 H), al-Kamilfi
at-Tarikh (13 jilid) Darul Beirut, Dar ash- Shadir.
• Ibnu
Farhun Ibrahim bin Ali al-Maliki)(W. 799 H), ad-Dibaj al-Madzhab
fi ‘A’Yan ulama al-Madzhab (2 jilid), Tahqiq Dr. Muhammad al-Ahmadi Abu
an-Nur, diterbitkan oleh Dar al-Hadits di Cairo.
• Ibnu Hajar
(Ahmad bin Ali al-Asqalany wafat 852 Hijriyah), DarulKitab al-Araby,
Beirut ; al-Ishabah fi Makrifati Shahabah (8 jilid) tahqiqi Muhammad
al-Bajawy, Darun Nahdhah mesir ; Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari (13
jilid) Maktabah Salafiyah Kairo ; Taqrib (1 jilid) tahqiq Abul Asybal
Shaghir Ahmad al-Bakistany. Darul ‘Ashimah Riyadh.
• Ibnu Hajar
(Ahmad bin Ali al-Asqolani), al-Isabah fi ma’rifah ashshahabah (8
Jilid), tahqiq Ali Muhammad al-Bajawi, Dar an-Nahdah Mesir ; Lisan al-mizan
(7 Jilid), Cet.II. Dar al-A’lam HI Matbu’at ; Tabshirah almuntabih bi
tahrir al-Musytabih (4 Jilid) Tahqiq Ali Muhammad al-Bajawi, al-Maktabah
al-’Ilmiyyah, Beirut.
• Ibnu Hajar
(Ahmad bin Ali al-Asqolani), al-Ishabah fi Makrifatis Shahabah (8
jilid) tahqiqi Muhammad al-Bajawy, Darun Nahdhah Mesir; Fathul Bary Syarh
Shahih Bukhari (13 jilid) Maktabah Salafiyah Kairo; Taqrib (1
jilid) tahqiq Abul Asybal Shaghir Ahmad al-Bakistany. Darul ‘Ashimah
Riyadh.
• Ibnu Hazm
(Ali bin Ahmad bin Said, (W 456 H), Jamharah Ansabul ‘Arab, tahqiq
Abdus Salam Harun, Darul Ma’arif mesir cetekan III.
• Ibnu Hazm
(Ali bin Hazm az-Zhahiri (W. 240 H), Jamharah Ansab al- Arab, Tahqiq
Abdus Salam harun, Dar al-Ma’arif Cet IV.
• Ibnu
Hisyam Abdul Malik Ibnu Hisyam al-Humairi (W. 218 H), as-Sirah
an-Nabaioiyyah (2 jilid) tahqiq Musthafa as-Saqa dkk, al-Babi al-Halabi.
Cet. II tahun 1375 H; as-Sirah an-Nabawiyyah, ma’a as-Syarh abi Zar
al-Khusani, (4 jilid), Tahqiq Muhammad Abu Shuailik dan Hammam Sa’id Dar,
diterbitkan oleh Maktabah al-Manar di Yordania, Cet I, tahun 1409 H.
• Ibnu
Katsir Ismail Ibnu Umar al-Qurasy (W. 774 H), al-Bidayah wa an-
Nihayah (7 jilid) Dar al-Fikri, Beirut, Tahun 1398 H, Tafsir al-Quran
alAzhim (4 jilid), Dar al-Ma’rifah, Beirut ; Tafsir al-Quran al-Azim (8
jilid), Tahqiq Muhammad Ibrahim al-Banna dan Iain-lain, Dar as-Sya’b
di Mesir.
• Ibnu Majah
(Muhammad bin Yazid al-Qazwainy wafat 275 Hijriyah), Sunan Ibnu
Majah (2 jilid) Tahqiq Muhammad Fu’ad Abdul Baqy,Nasyr Maktabah al-Baby
al-Halaby Mesir.
• Ibnu
Manzhur (Muhammad bin Mukarram al-Afriqy wafat 71 Hijriyah), Lisan
Araby (15 jilid) Dar ash- Shadir, Beirut.
• Ibnu
Manzhur Muhammad bin mukrim al-Ifriqi (W. 711 H), Lisan al-Arab (15
jilid) Dar ash-Shadir, Beirut.
• Ibnul
Qayim (Muhammad bin Abu Bakar az-Zar’y wafat 751 Hijriyah), Zadul
Ma’ad ft Huda Khairil ‘Ibad (5 jilid), tahqiq Syu’aib dan Abdul
Qadir al-Arnauth, cetakan 11401 Hijriyah Dar ar-Risalah, Beirut.
• Ibnu Sa’ad
(Muhammad bin Saad bin Muni’ wafat 230 Hijriyah), ath-Thabaqatul
Kubra (9 jilid dengan daftar isi) Dar ash- Shadir, Beirut.
• Ibnu
Syabbah (Abu Zaid Umar bin Syabbah an-Numairy wafat 262 Hijriyah), Akhbar
Madinah (4 jilid), tahqiq Fahim Syaltut, Darul Ash-Fahany,Jeddah.
• Ibnul
Jauzy (Abul Faraz Abdur Rahman bin Ali wafat 597 Hijriyah), Manaqib
Umar bin al-Kahthtab, Tahqiq Zainab al-Qarut, cetakan I, Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Beirut ; al-Muntazham fi Tarikh al-Muluk ival Umam (18jilid) tahqiq
Muhammad abdul qadir ‘Atha dan Iain-lain, cetakan II tahun 1415 Hijriyah,
Darul Kutub al-Ilmiyah, Beirut, -Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil ayi al-Quran (12
jilid). Cet. Ill, tahun 1388 H, diterbitkan oleh Maktabah Mushtafa al-Babi, di
Mesir.
• Khalifah
bin Khayyath al-Asfari (W. 240), Tarikh Khalifah, Tahqiq
Akram Dhiya al-Umari, Muassasah ar-Risalah, Dar al-Qolam Cet II, tahun 1397H.
• Khursyid
Ahmad Faruq, Tarikh ar-Riddah, Iqtibas wa Tahdzib min Kitab
al-iktifa li al-lalaka’i al-Balnisi, cet II, Dar al-Kitab al-Islami,
Kairo.
• Mas’ud
ar-Rahman Khan an-Nadawi, ibn Katsir Kamuarrikh, markaz
ad-Dirasat al-Gharbiyyah, jamiah Aligarth di Hindia, Tahun 1980 M.
• Muhammad
Farid Bek al-Muhaami, Tarikh Ad-Daulah al-Ulayyah al-Utsmaniyah, ditahqiq
oleh Ihsan Haqi, Daarun Nafaais Beirut, 1403 H.
• Waki’
(Muhammad bin Khlaf al-Qadhi(W. 306 H), Akhbar al-Qudhat (2jilid)
Ala al-Kutub, Beirut.
• Yaqut (Abu
Abdullah Yaqut bin Abdullah ar-Rumy al-Hamawy wafat 262 Hijriyah), Mu’jamul
Buldan (5 jilid) Dar ash-Shadir Beirut 1397 Hijriyah.
• Yaqut
al-Hamawi (Yaqut bin Abdullah ar-Rumi, 626 H), Mu’jam al-Buldan (5
jilid) ) Dar ash-Shadir Beirut 1397 Hijriyah.
Sumber : http://hbis.wordpress.com/2010/03/31/biografi-singkat-al-hasan-bin-ali-bin-abi-thalib-ra/
0 Komentar:
Post a Comment