Oleh : Ust. Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dna para sahabatnya.
Memuliakan orang tua dan berbuat baik kepada keduanya memiliki kedudukan tinggi dalam agama ini. Allah sandingkan birrul walidain dengan perintah ibadah kepada-Nya semata di beberapa ayat dalam Kitab-Nya. Ini menunjukkan keutamaan tinggi yang dimilikinya. Ini menunjukkan sangat wajibnya berbuat baik kepada keduanya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah selain kepada-Nya dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. ” (QS. Al-Isra’: 23)
واعبدوا الله وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وبالوالدين إِحْسَاناً
“Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (QS. Al-Nisa’: 36)
Bahkan terhadap orang tua yang musyrik dan mengajak kepada kesyirikan, Islam tidak membolehkan anak berbuat kurang ajar. Islam tetap memerintahkan berbuat baik kepada keduanya tanpa menuruti ajakan mereka tersebut.
وَإِن جَاهَدَاكَ على أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدنيا مَعْرُوفاً
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15)
وَوَصَّيْنَا الإنسان بِوَالِدَيْهِ حُسْناً وَإِن جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَآ
“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.” (QS. Al-Ankabut: 8)
. . . . terhadap orang tua yang musyrik dan mengajak kepada kesyirikan, Islam tidak membolehkan anak berbuat kurang ajar, tanpa menuruti perintahnya tersebut. . . .
Ada lima alasan birrul walidain (memuliakan dan berbuat baik ke kedua orang tua) menjadi sangat wajib penting atas setiap muslim.
Pertama, memuliakan orang tua dan berbuat baik kepada keduanya bentuk ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. . .” (QS. Al-Ahqaf: 15)
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".” (QS. Al-Isra’: 23-24)
Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'Anhu, ia pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, “Amal apa yang paling dicintai Allah Ta’ala” beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Lalu bertanya agi, “Lalu apa?” beliau menjawab, “Birrul walidain (berbuat baik ke orang tua).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kedua, Memuliakan kedua orang tua dan berbuat baik kepada keduanya menjadi sebab masuk surga.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:
رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلْ الْجَنَّةَ
“Celaka, celaka, celaka. Ditanyakan kepada beliau: siapa itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: siapa yang mendapati kedua orang tuanya berusia tua, salah seorang atau kedua-duanya llalu ia tidak masuk surga.” (HR. Muslim dan lainnya).
Ketiga, memuliakan kedua orang tua dan berbuat baik kepada keduanya sebab mendapat ridho dan cinta keduanya. Sedangkan keridhoan Allah bersama keridhoan orang tua.
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ
"Keridhoan Allah tergantung kepada keridhoan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua." (HR. Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim. Dishaihkan Al-Albani di Silsilah Shahihah, no. 516).
Keempat, melalui sebab orang tua kita hadir di dunia. Jasa keduanya dalam merawat, menjaga, dan membesarkan kita tak terkira nilainya. Maka sangat pantas kalau kita memuliakan kedua orang tua kita, berbuat baik kepada keduanya, berterima kasih kepada keduanya. Secara khusus, Allah perintahkan untuk bersyukur (berterima kasih dan membalas budi) kepada keduanya, setelah perintah bersyukur kepada-Nya.
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14).
Kelima, birrul walidain menjadi sebab seseorang akan disayang anak-anaknya dan mendapat bakti mereka. Karena, balasan bagi seseorang sesuai dengan jenis amalnya. Siapa yang berbakti ke orang tua, maka anak-anaknya kelak akan berbakti kepadanya sebagai balasan atas baktinya tersebut.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS. Al-Rahman: 60).
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
بَرُّوا آبَاءَكُمْ تَبَرَّكُمْ أَبْنَاؤُكُمْ
“Berbuat baiklah ke orang tua–orang tua kalian, niscaya anak-anakmu akan berbuat baik kepadamu.” (HR. Al-Thabrani, Al-Hakim, dan Abul Qasim dalam Fawaidnya. Syaikh Al-Albani mendhaifkannya).
Penutup
Setelah ini, tidak ada alasan lagi bagi seorang muslim berani kurang ajar dan tidak peduli terhadap orang tuanya. Sesungguhnya dalam memuliakan orang tua dan berbuat baik kepada keduanya ada pahala yang besar di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Wallahu A’lam.
- Source : http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2014/11/24/34046/5-alasan-birrul-walidain-penting-bagi-muslim/#sthash.tBdla71L.dpuf
0 Komentar:
Post a Comment