Nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Izzy bin Rabah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luay al-Quraisy al-‘Adawy. Terkadang dipanggil dengan Abu Hafash dan digelari dengan al-Faruq. Ibunya bernama Hantimah binti Hasyim bin al-Muqhirah al-Makhzumiyah.
Awal
Keislamanya.
Umar
masuk Islam ketika para penganut Islam kurang lebih sekitar 40 (empat puluh)
orang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Imam
Tirmidzi, Imam Thabrani dan Hakim telah meriwayatkan dengan riwayat yang sama
bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam telah berdo’a,” Ya Allah,
muliakanlah agama Islam ini dengan orang yang paling Engkau cintai diantara
kedua orang ini, yaitu Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam.”.
Berkenaan
dengan masuknya Umar bin al-Khaththab ke dalam Islam yang diriwayatkan oleh
Ibnu Sa’ad yang diungkap oleh Imam Suyuti dalam kitab “ Tarikh al-Khulafa’
ar-Rasyidin” sebagai berikut:
Anas
bin Malik berkata:” Pada suatu hari Umar keluar sambil menyandang pedangnya,
lalu Bani Zahrah bertanya” Wahai Umar, hendak kemana engkau?,” maka Umar
menjawab, “ Aku hendak membunuh Muhammad.” Selanjutnya orang tadi
bertanya:” Bagaimana dengan perdamaian yang telah dibuat antara Bani Hasyim
dengan Bani Zuhrah, sementara engkau hendak membunuh Muhammad”.
Lalu
orang tadi berkata,” Tidak kau tahu bahwa adikmu dan saudara iparmu telah
meninggalkan agamamu”. Kemudian Umar pergi menuju rumah adiknya dilihatnya
adik dan iparnya sedang membaca lembaran Al-Quran, lalu Umar berkata, “barangkali
keduanya benar telah berpindah agama”,. Maka Umar melompat dan menginjaknya
dengan keras, lalu adiknya (Fathimah binti Khaththab) datang mendorong Umar,
tetapi Umar menamparnya dengan keras sehingga muka adiknya mengeluarkan darah.
Kemudian
Umar berkata: “Berikan lembaran (al-Quran) itu kepadaku, aku ingin
membacanya”, maka adiknya berkata.” Kamu itu dalam keadaan najis tidak
boleh menyentuhnya kecuali kamu dalam keadaan suci, kalau engaku ingin tahu
maka mandilah (berwudhulah/bersuci).”. Lalu Umar berdiri dan mandi
(bersuci) kemudian membaca lembaran (al-Quran) tersebut yaitu surat Thaha
sampai ayat,” Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhanselain Aku,
maka sembahlah Aku dirikanlah Shalat untuk mengingatku.” (Qs.Thaha:14).
Setelah itu Umar berkata,” Bawalah aku menemui Muhammad.”.
Mendengar
perkataan Umar tersebut langsung Khabbab keluar dari sembunyianya seraya
berkata:”Wahai Umar, aku merasa bahagia, aku harap do’a yang dipanjatkan Nabi
pada malam kamis menjadi kenyataan, Ia (Nabi) berdo’a “Ya Allah, muliakanlah
agama Islam ini dengan orang yang paling Engkau cintai diantara kedua orang
ini, yaitu Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam.”.
Lalu
Umar berangkat menuju tempat Muhammad Shallallahu alaihi wassalam, didepan
pintu berdiri Hamzah, Thalhah dan sahabat lainnya. Lalu Hamzah seraya berkata,”
jika Allah menghendaki kebaikan baginya, niscaya dia akan masuk Islam, tetapi
jika ada tujuan lain kita akan membunuhnya”. Lalu kemudian Umar menyatakan
masuk Islam dihadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.
Lalu
bertambahlah kejayaan Islam dan Kaum Muslimin dengan masuknya Umar bin
Khaththab, sebagaimana ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Mas’ud,
seraya berkata,” Kejayaan kami bertambah sejak masuknya Umar.”.
Umar
turut serta dalam peperangan yang dilakukan bersama Rasulullah, dan tetap
bertahan dalam perang Uhud bersama Rasulullah sebagaimana dijelaskan oleh Imam
Suyuthi dalam “Tarikh al-Khulafa’ar Rasyidin”.
Rasulullah
memberikan gelar al-Faruq kepadanya, sebagaimana ini diriwayatkan oleh Ibnu
Sa’ad dari Dzakwan, seraya dia berkata,” Aku telah bertanya kepada Aisyah, “
Siapakah yang memanggil Umar dengan nama al-Faruq?”, maka Aisyah menjawab “Rasulullah”.
Hadist
Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:” Sungguh telah ada dari
umat-umat sebelum kamu para pembaharu, dan jika ada pembaharu dari umatku
niscaya ‘Umarlah orangnya”. Hadist ini dishahihkan oleh Imam Hakim. Demikian
juga Imam Tirmidzi telah meriwayatkan dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi bersabda,”
Seandainya ada seorang Nabi setelahku, tentulah Umar bin al-Khaththab
orangnya.”.
Diriwayatkan
oleh Tirmidzi dari Ibnu Umar dia berkata,” Nabi telah bersabda:”Sesungguhnya
Allah telah mengalirkan kebenaran melalui lidah dan hati Umar”. Anaknya
Umar (Abdullah) berkata,” Apa yang pernah dikatakan oleh ayahku (Umar)
tentang sesuatu maka kejadiannya seperti apa yang diperkirakan oleh ayahku”.
Keberaniannya
Riwayat
dari Ibnu ‘Asakir telah meriwayatkan dari Ali, dia berkata,” Aku tidak
mengetahui seorangpun yang hijrah dengan sembunyi sembunyi kecuali Umar bi
al-Khaththab melakukan dengan terang terangan”. Dimana Umar seraya
menyandang pedang dan busur anak panahnya di pundak lalu dia mendatangi Ka’bah
dimana kaum Quraisy sedang berada di halamannya, lalu ia melakukan thawaf
sebanyak 7 kali dan mengerjakan shalat 2 rakaat di maqam Ibrahim.
Kemudian
ia mendatangi perkumpulan mereka satu persatu dan berkata,” Barang siapa
orang yang ibunya merelakan kematiannya, anaknya menjadi yatim dan istrinya
menjadi janda, maka temuilah aku di belakang lembah itu”. Kesaksian
tersebut menunjukan keberanian Umar bin Khaththab Radhiyallahu’Anhu.
Wafatnya
Pada
hari rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H ia wafat, ia ditikam ketika sedang
melakukan Shalat Subuh beliau ditikam oleh seorang Majusi yang bernama Abu
Lu’luah budak milik al-Mughirah bin Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari
kalangan Majusi. Umar dimakamkan di samping Nabi dan Abu Bakar ash Shiddiq,
beliau wafat dalam usia 63 tahun.
Disalin dari Biografi Umar Ibn Khaththab dalam Tahbaqat Ibn Sa’ad,
Tarikh al-Khulafa’ar Rasyidin Imam Suyuthi
0 Komentar:
Post a Comment