Thursday 14 January 2016

0 Download Film 3 Alif Lam Mim (2015) TVRip





Sinopsis:


FILM “3” adalah film laga futuristik pertama di Indonesia yang menceritakan tentang persahabatan, persaudaraan dan drama keluarga. Jakarta 2036, begitu banyak terjadi perubahan. Negara sudah kembali damai dan sejahtera sejak perang saudara dan pembantaian kaum radikal berakhir di Revolusi tahun 2026.Hak asasi manusia menjadi segalanya. Penggunaan peluru tajam sebagai senjata sudah menjadi ilegal. Aparat menggunakan peluru karet untuk menangkap penjahat dan teroris yang masih tersisa. Satu dilema yang sangat menyulitkan bagi aparat mengingat beberapa kelompok radikal kembali bangkit dan berjuang untuk menganti wajah demokrasi sehingga aparat mengandalkan kemampuan bela diri yang tinggi untuk menumpas para penjahat. 








Release : 1 October 2015 (Indonesia)


Quality : TVRip


Genre : Action, Drama


Starcast : Cornelio Sunny, Abimana Aryasatya, Agus Kuncoro, Prisia Nasution


Info Movie : Wikipedia










TRAILER


















SRCREENSHOOTS


















Link Donwload
Film "3" Alif Lam Mim TV.Rip
































0 Mengenal Lebih Dekat Vice President Telkomsel yang Hafal 30 Juz






Alhamdulillah, geliat dakwah dan syiar Al Quran semakin merambah ke berbagai kalangan termasuk entitas bisnis di Indonesia. Seorang Vice Presiden di perusahaan multinasional ini ternyata Hafizh Al Quran 30 Juz. Masya Allah.

Nizar, 43, adalah VP Human Capital and Procurement di Telkomsel, anak perusahaan Telkom Group untuk bisnis internasional khusus negara Timor Leste. Pria kelahiran Jakarta ini sudah bertugas selama dua tahun di Dili setelah malang melintang di beberapa daerah seperti Bandung dan Medan.

Sebagai seorang VP, Nizar yang kini dikaruniai tiga orang anak, bertanggung jawab terhadap seluruh persoalan karyawan mulai dari rekrutmen hingga pensiun. Bahkan terkadang sampai ke urusan keluarga.

Suami dari Febris Maulidani ini, mengaku dirinya belum memiliki hafalan banyak sejak kecil. Bukan seperti trend sekarang dimana anak-anak sudah dibiasakan menghafal mulai dari TK atau SD. Dia justru mulai ada keinginan menghafal Al Quran setelah bekerja di PT. Telkom.

Lalu bagaimana caranya, di tengah-tengah kesibukan menjalankan amanah di sebuah perusahaan raksasa telekomunikasi Indonesia masih sempat menghafal Al Quran dan menuntaskan seluruh 30 juz?

Berikut hasil wawancara Nizar dengan tim redaksi bersamaislam.com menjelang malam pergantian tahun, Selasa (29/12/2015).

bersamaislam:

Kapan anda mulai menghafal dan menuntaskan hafalan Al Quran 30 Juz?


Nizar:

Tahun 2006 yang lalu saya berangkat umroh, waktu itu usia saya 34 tahun, anak sudah dua orang. Karena yang ketiga baru lahir tahun 2007. Saya merasa perlu banyak bersyukur atas berbagai nikmat yang telah diberikan Allah. Nikmat hidayah terutama. Dan bagaimana cara mempertahankan hidayah itu dari berbagai godaan.

Saat itulah muncul keinginan untuk lebih dekat dengan Al Quran, bisa membaca dengan benar dan menghafal. Di setiap tempat yang mustajab selama di masjidil haram saya berdoa kepada Allah, semoga saya bisa menghafal Al Quran. Dan entah kenapa, saya berdoa agar bisa hafal 30 juz sebelum usia 40 tahun.

Pulang umroh saya bertekad merealisasikan doa tersebut. Saya cari lembaga tahfidz Al Quran di Bandung. Saya diminta untuk ikut seleksi, dan hasilnya saya tidak lulus. Saya didowngrade ke kelas tahsin, yaitu kelas untuk memperbaiki bacaan. Waktu itu saya kecewa, tapi ternyata takdir Allah lebih baik.

Dua tahun saya harus jalani kelas tahsin. Belakangan saya sadar, penting untuk memperbaiki bacaan sebelum mulai menghafal, sementara huruf, tajwid dan fashohah saya banyak yang salah.

Saat masih belajar tahsin, ada metode baru dan cukup unik untuk menghafal yaitu Quantum Memory Al Quran. Saya diajak mendengarkan kelas sosialisasi dan saya ikut.

Ternyata itu memotivasi saya untuk mencoba. Akhirnya sambil menjalani kelas tahsin, saya mulai menghafal sendiri. Otodidak dengan metode tersebut. Tidak disangka saya bisa selesaikan 6 juz, yaitu juz 30, 29, 28, 7, 1, dan 2.

Saat itu mulai terasa beratnya menjaga hafalan 6 juz, sehingga saya ragu-ragu untuk meneruskan. Ternyata Allah SWT memberi jawaban.

Dalam sebuah kajian tahfizh di mesjid Salman ITB, saya dipertemukan dengan ustadz Abdul Aziz. Sejak itu, yaitu sekitar awal tahun 2008, saya masuk kelas menghafal Al Quran di mesjid Habiburrahman dengan bekal 6 juz.

Alhamdulillah prosesnya dimudahkan oleh Allah SWT. Rata-rata saya bisa menyetorkan hafalan ½ – 1 juz setiap minggu, sehingga tepat sebelum saya pindah tugas ke Medan di bulan April 2009 saya sudah menuntaskan seluruh setoran 30 juz.

Jika dihitung sejak bergabung menjadi santri tahfidz Al Quran di Habiburrahman, saya menyelesaikan hafalan selama kurang lebih 1 ½ tahun. Tetapi jika dihitung sejak awal menghafal secara otodidak, saya menyelesaikan hafalan selama kurang lebih 2 ½ tahun.

Subhanallah walhamdulillah, inilah jawaban dari doa-doa di multazam yaitu bisa hafal 30 juz sebelum usia 40 tahun.


bersamaislam:

Bagaimana metode yang anda lakukan sehingga bisa menuntaskan seluruh hafalan tersebut? Adakah kiat khusus?


Nizar:

Metode awal adalah menyiapkan diri untuk bisa menerima Al Quran, yaitu dengan mempelajari dan memperbaiki bacaan sambil memperbanyak amal sholeh yang akan menjadi bahan bakar kita untuk terus istiqomah dalam proses menghafal.

Sejak mengikuti pelajaran tahsin, saya terus meningkatkan interaksi harian dengan Al Quran melalui target khatam tilawah setiap bulan atau yang sekarang disebut ODOJ, One Day One Juz. Saya juga berusaha meningkatkan ibadah ibadah lainnya seperti shalat berjamaah di mesjid, menegakkan shalat malam, berinfaq, dan berbagai amal sholeh yang dicontohkan nabi SAW.

Kemudian tiada hari tanpa muraja’ah (mengulang hafalan) dan ziyadah (menambah hafalan baru). Jadi sambil mengejar target odoj, hafalan tetap dan terus bertambah. Untuk teknis menghafal, saya tetap gunakan metode quantum karena cukup cocok.

Dan yang terakhir, tidak lupa bergabung dalam satu halaqah/komunitas menghafal Al Quran sehingga bisa saling memberi semangat.


bersamaislam:

Orang bilang mempertahankan itu lebih sulit. Apakah dalam hafalan Al Quran seperti itu? Bagaimana cara anda mempertahankan hafalan agar tidak hilang di tengah kesibukan pekerjaan?


Nizar:

Benar, menghafal itu bukanlah pekerjaan seberapa cepat kita bisa menyelesaikan setoran hafalan, tetapi berapa lama hafalan Al Quran bisa terus kita jaga dan pertahankan.

Oleh karena itu cara pertama untuk menjaga hafalan adalah mengubah mindset kita, bahwamenghafal Al Quran adalah ibadah seumur hidup.

Selanjutnya perlu dirancang program agar kita bisa terus mempertahankan serta carilah lingkungan dimana proses menjaga hafalan akan lebih kondusif.

Alhamdulillah saat ini saya berada di lingkungan yang cukup kondusif. Ada tasmi’ seminggu sekali di hadapan jamaah mesjid An-Nuur, Dili. Dan ada juga program saling setor dengan Imam mesjid setiap harinya.

Saya sendiri membuat target mengulang hafalan sampai khatam (30 juz) dengan berbagai durasi, tergantung ketersediaan waktu dan kondisi keimanan juga. Pernah seminggu sekali khatam, 10 hari sekali, atau sebulan sekali.

Disamping itu saat menjadi imam shalat wajib saya manfaatkan untuk muraja’ah, demikian juga ketika melaksanakan shalat-shalat sunnah. Juga mendengarkan murottal melalui media elektronik dan segala macam hal yang bisa kita gunakan setiap saat untuk tetap berinteraksi dengan Al Quran.


bersamaislam:

Apa yang menjadi motivasi anda sehingga bercita-cita menjadi Hafizh Al Quran?


Nizar:

Berdasarkan pengalaman dari awal menghafal sampai sekarang, motivasi saya berubah seiring perjalanan waktu.

Saat pertama menghafal, saya ingin menjadikan Al Quran sebagai benteng dalam menghadapi berbagai cobaan dan menjadi hafizh sebelum umur 40 tahun. Setelah mulai menghafal, saya ingin menjadi yang tercepat dalam menyelesaikan hafalan di mesjid Habiburrahman.

Setelah selesai menghafal, motivasinya berubah lagi ingin menjadikan Al Quran sebagai wirid harian. Pada akhirnya, motivasi menghafal Al Quran adalah untuk ingin dekat dengan Allah SWT.


bersamaislam:

Anda adalah seorang pekerja profesional di sebuah international corporation. Adakah suka duka atau kendala-kendala yang menjadi penghalang dalam menghafal Al Quran?


Nizar:

Salah satu kiat menjaga Al Quran adalah dengan melaksanakan perintah-perintah wajib. Akan sulit bagi kita untuk bisa terus dekat dengan Al Quran jika kewajiban saja tidak kita lakukan dengan baik.

Salah satu kewajiban bagi kita muslim laki-laki adalah shalat berjamaah di mesjid tepat waktu. Ini adalah kendala tersendiri di lingkungan pekerjaan.

Ketika berada dalam situasi yang mendesak dan waktu terbatas, sulit bagi saya untuk bisa shalat berjamaah di mesjid. Apalagi jarak dari kantor ke mesjid di sini tidak terlalu dekat. Walaupun ada musholla kecil, tetapi perasaan untuk bisa shalat di mesjid tidak tergantikan.


bersamaislam:

Apa pesan yang ingin anda sampaikan kepada kaum muslimin secara umum dan kepada kalangan profesional secara khusus tentang Al Quran?


Nizar:

Di tengah berbagai cobaan yang menggoda kita dari kiri, kanan, atas, dan belakang dimanapun kita berada, kita memerlukan amalan unggulan yang bisa kita banggakan di sisi Allah SWT. Dan mudah-mudahan amal tersebut menjadi engine bagi amal-amal sholeh lainnya.

Al Quran adalah salah satu amalan yang patut kita perjuangkan. Bisa membaca, menghafal, memahami artinya, melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang di dalamnya, dan mendakwahkannya merupakan rezeki dari Allah yang tiada terkira.

Begitu banyak keistimewaan yang Allah akan berikan kepada hambaNya yang mampu menjadi sahabat Al Quran. Kita harus memperjuangkannya agar bisa masuk dalam barisan tersebut, dan setelah itu kita harus berjuang untuk mempertahankannya.

Wallahu a’lam bish showab.







Sumber : bersamaislam.com


Article Source : Sang Pencerah

0 Filosofi & Kredo Gerakan KAMMI














Filosofi dan Kredo Gerakan








I. FILOSOFI




ASAS KAMMI


KAMMI berazaskan Islam. ini mengutamakan persaudaraan (ukhuwwah islamiyah) antar sesama mahasiswa muslim Indonesia dan bersifat Independen.


VISI KAMMI


KAMMI merupakan wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin masa depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia.


MISI KAMMI



1. Membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim Indonesia.





2. Menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah, intelektual, sosial, dan politik mahasiswa.




3. Mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabbani, madani (civil society).




4. Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas, dan kerjasama mahasiswa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan kerakyatan dan kebangsaan.


5. Mengembangkan kerjasama antar elemen masyarakat dengan semangat membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran (amar maruf nahi munkar).







PRINSIP GERAKAN KAMMI :



Kemenangan Islam adalah jiwa perjuangan KAMMI
Kebathilan adalah musuh abadi KAMMI
Solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI
Perbaikan adalah tradisi perjungan KAMMI
Kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI
Persaudaraan adalah watak muamalah KAMMI


STATUS, IDENTITAS DAN PERAN


KAMMI adalah organisasi ekstra kampus yang menghimpun mahasiswa muslim seluruh Indonesia secara lintas sektoral, suku, ras dan golongan. KAMMI menghimpun segenap mahasiswa muslim Indonesia yang bersedia bekerjasama membangun negara dan bangsa Indonesia.


KAMMI berperan sebagai wadah dan mitra bagi mahasiswa Indonesia yang ingin menegakkan keadilan dan kebenaran dalam wadah negara hukum Indonesia melalui tahapan pembangunan nasional yang sehat dan bertanggung jawab.


KAMMI mengambil peran sebagai mitra bagi masyarakat dalam upaya-upaya pembangunan masyarakat sipil, demokratisasi dan pembangunan kesatuan/persaudaraan ummat dan bangsa melalui pendampingan/advokasi sosial, kritisi/konstruktif terhadap kebijakan negara yang memarginalisasi masyarakat.


Potret Dinamika KAMMI


Di awal pendiriannya, KAMMI merupakan sebuah jaringan aksi. Setelah tumbangnya rezimentasi Soeharto, KAMMI mengalami perubahan format/bentuk pergerakan menjadi sebuah organisasi masyarakat kemahasiswaan ekstra kampus.Hal ini merespons tuntutan di masyarakat akan perlunya wadah bagi pembangunan kepemimpinan di kalangan pemuda terutama mahasiswa.Sejak pendiriannya, KAMMI sudah melakukan 5 (lima) kali Muktamar sebagai forum musyawarah tertinggi organisasi. Dinamika organisasi juga ditandai dengan berkembangnya/berdirinya KAMMI di berbagai daerah di seluruh Indonesia.


Ada beberapa aspek yang menjadi perhatian/concern bagi aktifitas KAMMI :


1. Aspek pembangunan SDM / kaderisasi


Kaderisasi dalam organisasi ibarat menyiapkan kelangsungan hidup/continuity organisasi. Merupakan upaya pembangunan karakteristik ke-Islaman, akidah, akhlaqul karimah, kepemimpinan dan intelektual. Dalam aspek ini meliputi aktifitas rekruitmen, pelatihan berjenjang, up-grading,kursus-kursus dan pembelajaran kepemimpinan baik di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Hingga saat ini sudah ada riibuan kader yang telah direkrut dan kemudian sebagian besar kader menjadi pemimpin-pemimpin mahasiswa diberbagai lembaga-lembaga intra kampus maupun ekstra kampus.


2. Aspek Kebijakan Publik dan Intelektualitas


Merupakan aspek pengkritisan terhadap kebijakan-kebijakan negara atas masyarakat, kajian terhadap fenomena masyarakat pada skala lokal, nasional dan global. Kajian dan kritisi merupakan langkah awal untuk melakukan gerakan perubahan menuju perbaikan dan advokasi politik. Aspek ini meliputi telaah kebijakan-kebijakan pemerintahan, penerbitan-penerbitan hasil kritisi kebijakan maupun kontemplasi pemikiran dan pembangunan jaringan ummat pada beragam skala wilayah dan sosial. Pada aspek ini, agenda gerakan mahasiswa ditujukan sebagai pematangan kepemimpinan politik kafer,dan sumbangsih bagi perubahan bangsa.


3. Aspek Sosial Masyarakat


Beragam problem-problem sosial ada di sekitar kita; kemiskinan, keterbelakangan, kriminalitas, kualitas hidup yang rendah, bencana alam dan sebagainya. Problem ini menimbulkan kelemahan dan kerawanan sosial dan bahkan bisa mengancam daya tahan sebuah bangsa. Kepedulian KAMMI diwujudkan dalam bentuk pendampingan/advokasi masyarakat marginal, pendidikan masyarakat lemah, penanganan bencana alam,dan sebagai mitra bagi pemerintah dan organisasi lain untuk bersama mencari solusi atas problem sosial dan budaya.


4. Aspek Ekonomi


Sejumlah kader yang tersebar dalam 43 daerah/jaringan di seluruh Indonesia merupakan potensi ekonmi yang besar. Terlepas dari itu, bahwa pembangunan enterpreneurship dan ruang usaha/ekonomi adalah hal yang sangat penting untuk saat ini ke depan, terutama bagi generasi muda. Aspek ini diwujudkan dengan adanya gerakan Koperasi sebagai gerakan ekonomi KAMMI, pembangunan jaringan usaha baik lokal, nasional dan regional.


5. Aspek Hubungan Masyarakat


Perkembangan masyarakat semakin menuntut kecepatan transformasi informasi dan komunikasi. Dan hal ini sangat besar pengaruhnya bagi pembangunan interrelasi manusia baik secara inpidu maupun kolektif. Aspek ini menekankan pada pembangunan relasi antar inpidu dan institusi baik pada skala nasional maupun global.


6. Aspek Pembangunan Kemuslimahan/Kewanitaan


Masih belum terbangunnya daya gerak dan daya dukung kalangan perempuan (muslimah) telah melahirkan distorsi peran dan psosisi strategis kalangan muslimah dalam pembangunan. Faktor politik, sosial dan budaya yang masih pragmatif, feodal dan liberal telah melahirkan ketidakadilan yang meluas di kalangan wanita. Karena itu pembangunan aspek kemuslimahan ditujukan bagi terbangunnya keberdayaan peran muslimah di segala aspejk kehidupan.





II. Kredo



1. Kami adalah orang-orang yang berpikir dan berkendak merdeka. Tidak ada satu orang pun yang bisa memaksa kami bertindak. Kami hanya bertindak atas dasar pemahaman, bukan taklid, serta atas dasar keikhlasan, bukan mencari pujian atau kedudukan.





2. Kami adalah orang-orang pemberani. Hanyalah Allah yang kami takuti. Tidak ada satu makhluk pun yang bisa menggentarkan hati kami, atau membuat kami tertunduk apalagi takluk kepadanya. Tiada yang kami takuti, kecuali ketakutan kepada selain-Nya.




3. Kami adalah para petarung sejati. Atas nama al-haq kami bertempur, sampai tidak ada lagi fitnah di muka bumi ini. Kami bukan golongan orang yang melarikan diri dari medan pertempuran atau orang-orang yang enggan pergi berjihad. Kami akan memenangkan setiap pertarungan dengan menegakkan prinsip-prinsip Islam.




4. Kami adalah penghitung risiko yang cermat, tetapi kami bukanlah orang-orang yang takut mengambil risiko. Syahid adalah kemuliaan dan cita-cita tertinggi kami. Kami adalah para perindu surga. Kami akan menyebarkan aromanya di dalam kehidupan keseharian kami kepada suasana lingkungan kami. Hari-hari kami senantiasa dihiasi dengan tilawah, dzikir, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, diskusi-diskusi yang bermanfaat dan jauh dari kesia-siaan, serta kerja-kerja yang konkret bagi perbaikan masyarakat.Kami adalah putra-putri kandung dakwah, akan beredar bersama dakwah ini ke mana pun perginya, menjadi pembangunnya yang paling tekun, menjadi penyebarnya yang paling agresif, serta penegaknya yang paling kokoh.


5. Kami adalah orang-orang yang senantiasa menyiapkan diri untuk masa depan Islam. Kami bukanlah orang yang suka berleha-leha, minimalis dan loyo. Kami senantiasa bertebaran di dalam kehidupan, melakukan eksperimen yang terencana, dan kami adalah orang-orang progressif yang bebas dari kejumudan, karena kami memandang bahwa kehidupan ini adalah tempat untuk belajar, agar kami dan para penerus kami menjadi perebut kemenangan yang hanya akan kami persembahkan untuk Islam.


6. Kami adalah ilmuwan yang tajam analisisnya, pemuda yang kritis terhadap kebatilan, politisi yang piawai mengalahkan muslihat musuh dan yang piawai dalam memperjuangkan kepentingan umat, seorang pejuang di siang hari dan rahib di malam hari, pemimpin yang bermoral, teguh pada prinsip dan mampu mentransformasikan masyarakat, guru yang mampu memberikan kepahaman dan teladan, sahabat yang tulus dan penuh kasih sayang, relawan yang mampu memecahkan masalah sosial, warga yang ramah kepada masyarakatnya dan responsif terhadap masalah mereka, manajer yang efektif dan efisien, prajurit yang gagah berani dan pintar bersiasat, prajurit, diplomat yang terampil berdialog, piawai berwacana, luas pergaulannya, percaya diri yang tinggi, semangat yang berkobar tinggi.







Sumber : KAMMI Pusat